Hendak Diruqyah, Malah Menikam Imam 

Pelaku penikaman imam masjid saat diamankan (istimewa).

PEKANBARU - Imam Masjid Al-Falah, Yazid, tersungkur kebelakang. Ia menjerit kesakitan. Sebuah tikaman yang mendadak datang dari arah depannya. Imran, pelaku penikaman setengah berlari saat hendak mengayunkan pisau ke arah Ustadz Yazid, Kamis (23/7/2020) malam usai salat isya.

Tak puas sekali menghujamkan pisaunya, pelaku mencoba sekali lagi. Bapaknya membekap dari belakang, tapi pelaku meronta, hendak menikam lagi.

''Teroris! Teroris!'' teriak salah satu jemaah, diikuti jemaah lainnya berdiri mendekati mengamankan imam.

Yazid merespon dengan menendang pelaku, sehingga terjajar ke belakang dan disambut dekapan bapaknya. Lalu, jemaah lainnya menolong imam. Ada juga yang menonjok pelaku, agar tidak melanjutkan aksinya. 

Pisau dapur yang digunakan pelaku pun terjatuh. Kondisinya bengkok.  Tusukan pertama mengenai dada kiri atas Yazid.

Bukannya kapok, Imran bahkan terus melakukan perlawan, masih ingin menyerang Yazid. Dia lalu dibawa ke ruangan di belakang mimbar, ruang tunggu imam dan khatib. Di dalam beberapa pukulan jemaah mendarat di wajah pelaku. 

Seorang perempuan begitu cepat muncul dan melindungi pelaku, dengan punggungnya. Ia mengaku kakaknya, memohon agar pelaku tidak dihakimi.

''Siapa kau? Apa maksud kau, nusuk imam kami?'' tanya salah satu jemaah.

Kemudian, beberapa jemaah membekap kedua tangannya, agar tidak melawan.

Dalam keadaan shock, Yazid yang diamankan di saf jemaah, ditanya kondisinya. Ia mengaku baik-baik saja, hanya kaget. Yazid hanya mengakui bagian dada kiri atasnya luka lecet. 

''Tadi dia mau nikam lagi saya tendang. Tak apa-apa, hanya luka kecil,'' kata ustadz.

Ia mengakui mengenal pelaku sekitar enam hingga tujuh bulan belakangan. Imran ingin berkonsultasi mengenai pekerjaan dan ingin memperbaiki hidupnya. Namun, solusi yang disampaikan, tidak diterima. Diduga pelaku menaruh dendam.

''Karena dia tidak terima, saya sarankan minta pendapat kepada ustadz lain,'' kata Yazid, dikutip dari klikmx.com.

Dari beberapa pertemuan itu, Imran, kata Yazid, selalu datang saat masuk waktu salat Ashar. Setelah itu, kemudian berkonsultasi.

''Biasanya dia konsultasi seputar agama. Karena ingin memperbaiki hidupnya,'' ungkap Yazid.

Lalu, Imran terus menjalin komunikasi dengan Yazid. Hanya saja sikap Imran membuat Yazid  merasakan ketidaknyamanan. Ia tidak lagi melayani pelaku.

''Dia ingin bertemu, saya jadi kurang nyaman. Maka pesan WA dan teleponnya memang saya abaikan dan mengarahkan minta pendapat ke ustadz lain,'" kata Yazid.

Kepada Yazid,  Imran bercerita bahwa ia mengalami tekanan berat atas dosa maksiat yang dilakukannya. Ia bahkan mengaku terlalu pernah mencoba ingin membakar hotel tempatnya bekerja.

''Menurut pelaku, di hotel itu ia dulu sering bermaksiat,'' terang Yazid.

Sebelum takbir rakat pertama, kata Yazid, ia sempat melihat pelaku berada di ruang tunggu imam dan khatib.

''Waktu mau takbir rakaat pertama, dia ada didalam ruang tunggu  Seperti mau menemui saya, tapi tak jadi,'' kata Yazid. Kemudian dia langsung takbir.

Saat salat selesai, lalu, setelah Ustadz berzikir dan memanjatkan do'a terakhir, Imran langsung keluar dari ruang tunggu, sambil sedikit berlari mengayunkan pisau ke arah Yazid.

Seketika, Yazid pun tersungkur ke belakang. Ia meringis kesakitan.  Do'anya tidak dilanjutkan. Salah satu jemaah berteriak, ''Teroris! Teroris!  Tangkap dia!''

Setelah diamankan, Imran tampak masih melawan. Sehingga pengurus mesjid yang melihat pelaku kesal dan langsung menghubungi Polsek Pekanbaru Kota, agar datang ke lokasi.

Pelakupun didudukkan oleh seorang pria yang mengaku perwira Polda, di kursi ruang tunggu. Ustadz Yazid diminta bertemu dengannya, namun pelaku masih bersikap menyerang dan langsung dicegah.

Melihat reaksi pelaku, pengurus mesjid pun berusaha mengarahkan agar pelaku diserahkan ke Polsek Pekanbaru Kota.

Pengurus menilai, pelaku sengaja ingin melukai imam mereka. Karena diduga telah merencanakan penikaman dengan membawa pisau dari rumah.

Tak berapa lama, Kanit Reskrim Polsek Pekanbaru Kota, Iptu Budi Winarko datang bersama seorang anggotanya.

Budi meminta keterangan beberapa saksi.Meminta barang bukti termasuk pisau yang sudah bengkok.

Kedua tangan Imran ditarik ke belakang dan dikekang menggunakan lakban warna hitam. Ia digiring ke dalam mobil, dibawa ke Mapolsek Pekanbaru Kota untuk diproses. 

Selain pernah konsultasi pelaku juga beberapa kali terlihat salat di Masjid Al-Falah.

Kakaknya yang ditanya pengurus mengakui, kedatangan mereka kali ini karena hendak meruqiyah Imran.

Setelah tiba di mesjid, awalnya, Imran bersama bapak dan kakaknya duduk di tangga depan pintu masuk. Menunggu ustadz selesai memimpin salat. Tapi Imran rupanya tak sabar.

''Tadi sudah kami larang pak,'' kata kakaknya.

Dadang Antoni,  ketua harian Masjid Bidang Ibadah,mengatakan, Imran mengakui dia ingin berkonsultasi.

Ia datang ke masjid, untuk berkonsultasi mengenai pekerjaannya. Namun, solusi yang disampaikan Ustadz Yazid tidak diterima.

''Dia itu mau konsultasi. Tapi setelah diberikan saran, dia tidak terima,'' kata Dadang.

Sementara itu, Kapolresta Pekanbaru Kombes Nandang didampingi Kapolsek Pekanbaru Kota AKP Stevie dan Kanit Reskrim Ipda Budi Winarko, mengatakan, untuk perkembangan penanganan kasus ini, pihaknya akan melakukan tes kejiwaan terhadap pelaku yang saat ini sudah diamankan. 

Sementara diketahui antara korban dan pelaku memang saling mengenal, karena dalam proses konsultasi.

''Menurut pelaku pernah ada konsultasi dari korban tidak memuaskan. Itu yang kita dapat. Intinya akan ada tes kejiwaan,'' imbuhnya.

Pihaknya pun telah melakukan olah TKP dan mengkopi CCTV masjid. Sementara untuk cek urine pelaku negatif.

''Masih dilakukan pendalaman dan pemeriksaan saksi-saksi serta bukti dan petunjuk lain,'' paparnya.***
 


[Ikuti Zonapekan.com Melalui Sosial Media]




Tulis Komentar